Bullying Yang Terjadi di Donggala

Kasus Bullying di Donggala: Saat Kekerasan di Sekolah Dianggap Biasa


Bayangkan jika suatu hari, anak kita berangkat sekolah dengan senyum ceria, namun pulang membawa trauma yang tak terlihat oleh mata. Itulah yang dialami seorang siswi di Donggala, Sulawesi Tengah, yang menjadi korban aksi perundungan oleh teman-temannya sendiri. 

Video peristiwa ini viral di media sosial dan kembali menyadarkan kita bahwa bullying bukan sekadar masalah "anak-anak," melainkan luka yang dapat menghantui seumur hidup.



KOMPAS.com - Viral video perundungan alias bullying di media sosial, menunjukkan aksi 3 siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, melecehkan seorang temannya. 

Kasus pembulian di Donggala melibatkan tiga siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diduga melakukan perundungan terhadap teman sekelasnya. Peristiwa ini terjadi di MTs Alkhairat, Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, pada 13 September 2025. Korban diduga dituduh mengadu kepada guru setelah melaporkan tiga pelaku yang pergi ke Desa Toaya. Pelaku dikeluarkan dari sekolah setelah meminta maaf dan proses mediasi. Kasus ini telah viral di media sosial dan menimbulkan perhatian tinggi dari pihak berwenang.

Berawal dari Laporan Bolos Sekolah Aksi 

Perundungan itu berawal ketika guru kelas bertanya keberadaan 3 siswi yang tersebut yang tidak masuk kelas. Diduga ketiganya pergi ke arah Desa Toaya saat mata pelajaran sedang berlangsung. Korban yang ditanya oleh guru menjawab apa yang dia ketahui.

"Jadi para pelaku perundungan keluar sekolah naik motor ke arah Desa Toaya. Pas guru nanya kepada korban, korban menjawab. Para pelaku menduga korban mengadu kepada guru," kata Kasat Reskrim Polres Donggala Iptu Bayu, dikutip dari Tribun Palu, Senin (15/9/2025).

Ketiga pelaku yang mengira korban melapor ke guru, tidak terima. Lalu, terjadilah aksi tidak menyenangkan tersebut hingga akhirnya viral di media sosial. Tampak korban tidak melakukan perlawanan menghadapi aksi ketiga pelaku yang beringas. Terjadi pelecehan juga karena pelaku melucuti pakaian korban.


Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Moh Milhar Halili yang turut memantau penanganan kasus itu mengatakan, perkara tersebut telah diselesaikan dengan mekanisme restorative justice. "Perkara telah diselesaikan secara restorative justice, mengingat korban dan pelaku masih anak-anak. Maka untuk proses keperkaraannya mendasari kepentingan terbaik untuk anak," ujarnya, Minggu (14/9/2025).

Kasus Donggala Adalah Bukti Bahwa Kekerasan Masih Dinormalisasi

Kasus siswi MTs di Donggala yang dibully oleh tiga rekannya seharusnya membuka mata kita bahwa bullying bukanlah persoalan kecil. Selama ini, banyak pihak yang menganggap bullying di sekolah adalah hal yang lumrah, bahkan dinormalisasi dengan alasan “hanya bercanda” atau “supaya kuat mental”. Padahal, kenyataannya jauh berbeda.

Bullying adalah bentuk kekerasan. Sama seperti kekerasan fisik di luar sekolah, tindakan ini bisa menyebabkan luka fisik maupun trauma psikologis jangka panjang. Banyak penelitian menunjukkan bahwa korban bullying berisiko mengalami depresi, kehilangan rasa percaya diri, bahkan trauma sosial yang sulit dipulihkan.

Yang lebih mengkhawatirkan, normalisasi bullying di lingkungan sekolah justru membuat pelaku merasa tindakannya wajar, sementara korban merasa tidak punya ruang untuk membela diri. Akhirnya, budaya diam dan takut semakin memperkuat siklus kekerasan di sekolah.

Dalam kasus Donggala, langkah sekolah memberikan sanksi Drop Out kepada pelaku memang terbilang tegas. Namun, pertanyaan besarnya: apakah ini cukup untuk menghentikan kasus serupa? Tanpa adanya edukasi, pengawasan, serta sistem pencegahan yang jelas, kemungkinan besar kasus bullying akan terus berulang di sekolah lain.

Oleh karena itu, perlu ada kesadaran bersama bahwa bullying bukan sekadar masalah internal sekolah, melainkan masalah sosial dan hukum. Aparat, sekolah, orang tua, dan masyarakat harus bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan.


Referensi:

Viral Video Bullying Siswi MTs di Donggala, Tiga Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah

Siswi MTs di Sulteng Di-bully di Kelas, 3 Pelaku Di-DO dan Diperiksa Polisi


Posting Komentar

0 Komentar